Briket Jagung Adalah
LINK UMKM - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang sangat berlimpah, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti ekosistem hutan, ekosistem hewan sedangkan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batubara, pertambangan emas, perak dan lain-lain.
Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia, dimana produksi jagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, jagung juga telah di ekspor ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura untuk bahan baku berbagai produk seperti tepung jagung (maizena), pati jagung, minyak jagung, dan pakan ternak.
Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah bonggol jagung dan umumnya bonggol jagung dipergunakan sebagai pakan ternak sapi, ataupun di daerah pedesaan bonggol jagung ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada tungku tradisional. Jagung adalah tanaman berkeping tunggal atau monokotil, akar jagung berupa akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m tapi rata-rata pada kisaran 2 m.
Pada jagung dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang jagung beruas-ruas. Setiap Ruasnya terbungkus pelepah daun.
Briket arang merupakan salah satu alternatif bahan bakar yang cukup berkualitas. Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi sederhana, tetapi panas (nyala api) yang dihasilkan cukup besar, cukup aman dan tahan lama. Bahan bakar ini cocok digunakan untuk para pedagang atau pengusaha yang membutuhkan pembakaran terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis).
Proses pembuatan briket arang bonggol jagung
Alat yang digunakan berupa drum pengarangan (proses karbonasi), alat pengepres, cetakan briket, kompor briket, ayakan, grafit furnace, corong Buckner, pompa vakum, desikator, oven, seperangkat alat titrasi, dan peralatan gelas kimia lainnya. Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung, tepung kanji sebagai perekat, NaOH, Iodium, minyak goreng bekas, air.
Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan bakar, maka penambangan fosil pun juga meningkat. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan persediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis, sehingga diperlukan bahan bakar alternatif sebagai pengganti. Bahan bakar alternatif sebagai sumber energi yang ramah lingkungan yang dapat digunakan yaitu briket. Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu dan merupakan sumber energi yang berasal dari biomassa yang biasa digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil. Salah satu sumber energi biomassa di Indonesia yang potensial adalah limbah pertanian, seperti sekam padi, jerami, ampas tebu, batang dan tongkol jagung serta limbah-limbah pertanian/perkebunan lainnya. Salah satu limbah pertanian yang cukup potensial untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif adalah tongkol jagung, karena ketersediaannya yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari sinilah mahasiswa prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY membuat briket dari bonggol jagung dan daun jati kering. Mereka adalah Fina Indriyani, Afifah Fadilah Hasna dan Ridzky Ardiyansah Jati.
Menurut Fina Indriyani mereka memanfaatkan daun kering jati dan tongkol jagung yang jumlahnya sangat banyak. “Kami berpikir bagaimana memanfaatkan daun kering jati dan tongkol jagung tersebut menjadi energi alternatif sehingga dapat mengurangi limbahnya yang hanya terbuang” kata Fina. Afifah Fadilah Hasna menambahkan daun jati kering dengan bahan perekat kanji merupakan bahan pembuatan briket yang akan digunakan dalam sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Jumlah daun jati kering sangat banyak dan belum banyak orang yang memanfaatkan. Bila ada yang memanfaatkannya, biasanya digunakan hanya sebagai alas hewan ternak sapi.
Ridzky Ardiyansah Jati menjelaskan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan briket ini adalah daun jati kering, bonggol jagung, minyak tanah, tepung kanji dan air. “Pembuatan briket melalui dua proses yaitu karbonisasi daun jati dan tongkol jagung serta pembuatan briket itu sendiri” kata Ridzky. Langkah pertama melakukan pengumpulan tongkol jagung dan daun jati lalu dibersihkan. Kemudian jemur tongkol jagung dan daun jati kering dibawah sinar matahari sampai kelihatan semuanya kering. Tongkol jagung dan daun jati kemudian dimasukkan ke dalam drum secara terpisah dan dibakar. Ketika api terlihat membesar maka bonggol lainnya ditambahkan kedalam drum hingga yang terlihat hanya asap yang keluar. Ketika tongkol jagung kelihatan sudah terbakar semua, drum langsung ditutup. Tunggu sekitar 15 menit sampai panas yang ada dalam drum hilang. Arang dikeluarkan dan dipisahkan antara yang terbakar dengan yang tidak dan yang menjadi abu, yang di ambil hanya yang menjadi arang. Lalu giling arang pembakaran hingga halus dan siap dicetak menjadi briket. Tahap berikutnya adalah pembuatan briket. Bubuk arang yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tempat pencampur untuk dicampur dengan menambahkan kanji, arang sebanyak 90 % dan air panas secukupnya. Setelah bubuk arang tercampur dengan baik, maka adonan tersebut dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pencetakan briket. Briket dicetak dengan menggunakan pipa tabung satu bentuk cetakan. Lalu ditimbang untuk mendapatkan berat awal briket. Simpan briket pada tempatnya, dan mencatat hasil pengukuran seperti berat briket. Melakukan proses pengeringan 2-3 hari sampai benar-benar kering. Dan briket dapat digunakan.
Briket dari tongkol jagung dan daun jati tersebut disosialisasikan di Balai Dusun Tukluk, Tambakromo, Ponjong, Gunungkidul oleh mahasiswa KKN UNY baru-baru ini. Menurut Kali salah satu warga dusun Tukluk, pelatihan ini membuka wawasan baru karena selama ini tongkol jagung hanya disimpan dan langsung dibakar bila akan memasak. “Dengan pelatihan ini saya jadi tahu bahwa tongkol jagung bisa dimanfaatkan menjadi briket yang tahan lama nyalanya, mengolahnya juga mudah” katanya. Kader dusun Tukluk, Marni mengatakan dengan pelatihan ini menjadi tahu cara mengolah tongkol jagung menjadi lebih bermanfaat karena banyak tongkol jagung di Tukluk disebabkan mayoritas warga bekerja sebagai petani. (Dedy)
%PDF-1.7 %âãÏÓ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 5 0 obj <> stream xœì½‰w×�ïÉ¿`ÎÌysbu'ÓV"Ú–(wm™tÚÝén¿×Éq·;±'qÖÉ{é´åÄé¸ãXµ[’-ÉÖBIÔJ²Ü°€‹HJ²%Y‹%;²,¥“7çÌ™9³üœ_áR0„¥P ªêÞ*|?ç{|h‰$ (àÞ�îýÝ{›š J"Ñ<:µ&œ\+i~YO@¢¤W›CKM‘äšá¤ŸþDÖ‚J*(éñË)ö‹ ý¡¬ÿÕrØßÒï‘Ò5ÝB?>p¥™ýÕÅ[+o?ø³¥%ÞÏ ‹4Ð¥%+?”p²�¤Hמ”_I-‹�œbÿ/Y³¢ÿ*ô@évÒ¡é«ô@CS-ƒ‰fÞ/ ‹ÙÙ¦ØôŠñÌÊeá¡L‘¢0#ÊÊ}Q¿ÿTŠnGúcukÓÕ( 5 €½È‰ÖøÂ×3ïú½gHŠÔLPaæãˆÿªÑòðé�¤µÉ±•Êä Uåýz ÀC¨äš Òzx°…¤háæ+W?Ú®fzùZ�ÁÀ‘’ �©SÍáéÀØl€÷ë zs嶫Þ>õÔ™ñ6’"Iî>úÔ–ýO%$E×>ÞUŠd6d”ÖuHNû‡5Jï— nbi©éÃ{�%æ>¿÷Ø“$E»Ž<%§>›Û}tµk¤(;^$¥‚úÎù²…ß>Þ¯. DçÎ�ÐÕ_»þñß’ Ç}d>»Ž¬.ÖwI‘îEË+Ô|Eó©/ @)‰æ—þéÒµŸ�-Üze0î'ç!ó)箓¢lôeq¬&Š¢b¼ -5þÃç÷zHŠ>øxûÂÍÍä9Æ:äf) ²Õú¤Cú„Z&8<ÛÁû €3Š
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ�[ÝoÛH’�ÿ�/ˆ€M“ýÁ&‹Å:‰“I2“ y_‚} %�¥s,yEi9ÜUÕ즚øĶšÝUÕÕU¿ªj–®®÷‡ÍŸÝâ�ýíoWׇC·X¯–Ù·«ùîéßWóO««ÏÝýfÛ6»íßÿž½zó:{5ùâêm•UUQŠlþçËUV¿*e]È*SBu“Í_¾(³{üñîå‹o³¹œ½�ùe=Ë>ír5+òzVå—|v‘å—bö¯¼’³]~)gßé!eù¿³ù‡—/n€%²uŒ/„ò}›‰É¹mQ2nV%¯T6_|CÖËQˆÑ2Z�Û8Âÿ-üß ôSd)Š†…B2ØY‰‹ª©E¬*d¸F�¦^½eÝK¦FÛü6)YUqÚg‘¹Ùͯ³« Ëxµ;v�)ãTÈŠš�d…Nñ‚iÅ+>¥ø–m°ˆæOžS[ã^¼ù—x¼� Uÿ;^võ–Ç”WÏæ”é‡,ç³·9žqUÍæÏ9ˆ�Ö´ì’µ¡ìg�Œ·SÇ•]}ƃúãõû7Yyõ{·½Ïf«íåí×
üçïÙ‡ëw·0áx—½_GRøi¼pbÇŒJdµhiµ3¿ùÖ†ÿ·F¼[Có]öñ¡ã÷k3ášÝ §7æã×kdù…ø:YþeCb$ͤ¿²[xöñÖS˜’WÊ¢j²šÃAÕFÞW¸xþ^³õH\aà]~©f¡Ž>‚.Õìë jtþe$Øg˜yƒn`#òÄ0‘D(RÒp*c8›ååû7¡áȈ©3 +!³º*Ñ~4ýßRôY%8W!‘®Ï+>û3¿¬`¬œu[°®.ûm¿¶Kø±Ûæðè>Å‹Gxñ )˜Ð¢n«Ó`pBPD 6… „7ÈñÃ׺ïPÌmŠªŒQE©$)Z%¢µ!‘e‡ Ì~[Á¯=ZÒþ/€xŠƒC]´uû«¶P°“3ܪÁ&0Àå¥h$·ÝN™«óIQ5 [É ¨ž 5mÙ•,a…lÕà8Žûcßm³·h�ýuö Zκ‹¼™Qó¶F�ßÁG8ª�™&|—í6ð`ÛgK çùe3[ጇ-š÷w ¾»G<@>0—VÞþÖ3„@4À¹Ý-Ñ'pþ6ûƒó©v}ßÙƒN…OÕ„;MCDyVé5/¸È$$PÊ÷ HûˆrÐîQî_ÇùÝ)§*Fsˆ¯q—=Fè1b¬5T€‚9PË÷ÿ îA?Ê3»GˆYçEŠ‡UòP$aMÚß>Á�õdÝãè¢ÿp>’$YÅðKp…N°ºLR‰�– Û#�;4ב-Ý¢À˜Š–I.1“%àzãsyÖV1DcB5V£š¶ë8žáIÿ„¢UìL!²•ÒguNÑ1<ãL`t¨D fÖº(6i5·1-+òHª–•Q*ò™Tª©sØ|Y08-ÙbMø3$ÙtöQÇ0Ì,KÆ·–ÁuÎêÙ‚_Øø.@É4�_Ç0x* ?›ñTÆ6Ÿ'!øí¬Ïz‚ý#ïD%=JÈGh¦Ñ¬]FgOfð‚Ī?lþ»Ã*Cï£idá™C·íŸ´ê;úmÄ�~HQâ~O@·Õ\€þEZéBÉ%ÊŸVLE¬ú¹(*[•,l«VºÐNÙá¾è#ò§)À¾n¡ØwYžX¬]ÀZì(wú®ã<»Ûoþƒw´_¢F?(tözJ‡*'UÑNÿ²;rŶZ† ¹B¹Ký�½“{�Ldã„>*XÎ0oVFg�4œ—°óýÖýy7Œëì�'(ÆwH =hìœH¡ÚŒêp©§;kxZy”š˜«š‰9ÆÖðÐ’YÃƧËÆaR”ù[Gyœ±ÒiOJG1”·:*›¢±:š–¹6LC>Š¡e6£�ùM†Ðí7+¤A3œô�ï/øi ™�ÒçK?V{°æŠéef¤O;ìKgÙ}áM|•Sú—RA,úð)Dc_«eîd´.„ë rœ×w,H}c"È,32ÿU�–Ôíkômüš[çNA�êãw¸jEõB�2¹Ž^KîPXçeÿAŠ§žNçK¦¸ÀÕµIú|©Všejÿ± *°Ú�áþ‰Ó=á:Q»¯�$K‚Û~“‡–”*Dc×j½¡ŠGsÕfŠùÁуÏ<áS‰WŠèžíìþ*É5–=3Ö• ¹.“dعÂ� V´h6…´q€'Iž³â«É™Öq,B1ÉцTP\úHP×™ßtæ{W¨X$'Ž„§Ò”Ãy=jßY#pB–~°º¢Uj—‰˜"TY´òÿ‡+À1V&ÙF“qÈm…Ù¦…�!$´Oå—¡#á撚À=¹‰Jæ™IþW{ol¡¯‹4ª8�˜‡a‚#¥Š‚%w½Ã¨VƒÏÐK”ê‚�´û‰'#æT!n˜ß6ã;D –dS0nøŽ²ÆZzÆ_Aje�¿’õÈøñiDZ @¦¸Äi+‚Ò¿|òÖ{ØP Io*†z\ñ¢æþ¦° 8Åâ1mû"Zñ7²P2 xú’â”TôF²-ñª/Pø/¹°ê³8 8:2bYÿtL‰Ü^à=$�ÅDÏé˜ÔºèAÈÙpD‡ö¤1TÃ[áV…¬‡!ùsI0åÌPü锹×2t˜ÖrcB¡2ȯY‹Ÿñ$s LÈø’ÁTD/X…•O â½®¥�÷©á³NÿŠ„ �afš>º¢Ú£ãl¨PëXxªÄd|JñŒaƒRÏ3Z‹íèÒÆwò:ôñ|•LŠ½‘5:S NrS2z%RÓÅJ@ÅxfŠT€†¹e¨¿šCn{ìm¨>W‚`1Heïú,ÊË~YÁš°t÷Cdmò÷[„òâcU'yÇ �Aº]·!ïô¢©]ÕR"ëSù¥È„x9N¥a‹¸�«6ôóPß0°Ø-ÈðŽ~eã'Õ4Œ…À†…×ဗ®^�9T�¸ &F·88�ÊÌ Në3zH%¥B¥š—<ñ Îϸa‡\q?Aú4×hîW©¢‘!×Q^�Õcá(é#O¿¬“Ñä°æTYøl®èº>Y²ÈælÉÒTE£S5Ŧd‘íù’r‚z¤“ô;»è0HøhË‘Jp�ï‘ZOB �’6ñ’68œ�«4�FY›ˆæ˜0o…V½8:uôÍ�6UÞ ì‰ �ÌÊsÀ_G_%—¬¨Bi9£ UÖxJ½K1€6 ˜NëxE*ñµÂ3$ŒæFÀo,áõUå—m5ÊËêlüh‚†¢©¶Cú‚q{Xm¹²ƒþÝ' @òš|Ë[Çàß?Aâô-D/É ïâ#*X:ú[ -άKóIÜ�açÊOóö —çù\™è8ÊÃ*.@äˆÏ�®ÿýêȆªTq/äèÐ``Òë€+‡…ΦP¸ám…0ÌÒªŒ%fV•u‹PyRV$ ªh¹ZC¦ÇB‚'é §d÷¥s|.‰TLítP^ /ôÓÓr‹–Øš¬T4„Êrå@d[5ˆX¹Œ¦P½Õá٠¿<‚¢tb‡0c–ÚL"‘äR!¬¹w¼Uèî–`e)š1üµgêÑÔÅõÈX;{Q@"U¦U¦]iz"œ(…i¥1*ƒK1îE“jÚð4UÐj]ªˆÜpÁÌ ``Hày2Ȫ(z+�UÌ3”EoEÝcËi± eA7E1…Ó‚î%=»Á*:“<¼U½ðÖ§ñœÙx…¬¦)Ú�ˆ‰ZâyÐ.ÂsqX/’VAZëf…Zglš¹Æ€Ÿ~…�Ý�Mw?‚ìtQð#§˜ˆw)»ý²‡’îןëÝjlÀ ˆNµ?±’c¢ÌÅîÑn@G¥@€8O2Pvc× ·4*g¯í±L\g˜ÅX•º;ÏÊÄ–Uo©PA÷dšBv‹NŸ3ãØVÆ~í븋Q¹nJbŸ/ÛÁCQp¯–M`4)Ö×qÉ´Dq•spñ� éÎßn¹\ûõ�A7÷`¿Í¿£`žbo«¤ŽÈgl¢ž°eµåßÍ1ìGÿ9ê*Ù¦ÍF=ÚÔÿ�‘©qý•Å‰?Ô'ë;YwÚÊŽ©B6á²Ïh®7`�³OÔQýÛíï·h²×Ÿ¦ì�•h4“¼O5ÒLk$êé>ë¼Ôwk[„íÛª•¥é@\í�Oô¾ú¡³I²¬õ•ãJ7Þ¸Ë"»ŽnPh¶ÍÔpIß™&dtÛeÆ�m ¥~?»ÜtczÜôËëÍp„ƒOûÝ’îŸ4 3ªûÅ·?ò¡Õ4ù&8FVóîfµ¶Mf÷VüΤZ´‡ÿÂ�ØÙ~4“%ôšõzHIúîp¤?…~Ÿ¯É…êÂýêξÐ36¹ËyúããÝjO`Ç+{Ù«óœÀ‚;\w6¡ò4bôìßëálï¤Î©‰�»ÚŽ×Å‘ŽèødîÉ•áëuùº¶Žšy=»“ŸÅáR½ ” š=Žk�GØg Înõ–½U}×yø‡#tlFwøYgwû#Ýl*áÐÌ$=>¸#ñ)õ«��IÆt3>[†‡@kOÞÆX ÌÓµõIR1|?œÎ¡£…©A%\_™ê>"4ÎuŠðÆ4õÚ{öè7t]I&0¦UXGÂL Î!.ŠÑ\-ØCOì·¶±‰*.®fOx&K‰QB#ÞÑâ£;Bgª¸Ü7U<ó‚Ó´tg§_y3Z¯Ú¶P^L_6Èã “Zg�¨×#îeëp²�Xýë&›jT87W|Ò¯;„$MT÷žk6#³${ |”�ó–Xy¦ˆ4Ǧ¸¿½Œ)¤¡¯Ýh�ÄYìÄ\J2mNZj—SS&æj„ŽÞŠÊXµNR)y©}AÅ ÝC€Bw&¼ìm±ÇÄ༹åKr
Pembuatan Arang Briket dari Limbah Bonggol Jagung Dikenalkan Mahasiswa UGM
Berawal dari ketersediaan bahan baku yang ada dan ramah lingkungan di Desa Kedungrejo dan Tunjungan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengenalkan pembuatan arang briket dari limbah bonggol jagung.
Terobosan inovatif dan mengedukasi masyarakarat setempat dibuktikan dalam klaster lokakarya pada rangkaian acara Festival Desa Wisata Kabupaten Blora 2023 di Kampung Durian Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Minggu (6/8/2023).
Ia adalah Muhammad Najmi Mumbada, mahasiswa Teknologi Industri Pertanian UGM, yang menginisiasi pembuatan arang briket dari limbah bonggol jagung.
“Arang briket adalah jenis bahan bakar padat yang dibuat dengan proses pemadatan dan pengikatan bahan-bahan organik seperti serbuk kayu, serbuk arang, tempurung kelapa, limbah pertanian atau bahan biomasa lainnya,” jelasnya.
Langkah pembutan arang briket dari limbah bonggol jagung, menurut Muhammad Najmi Mumbada. Pertama, jemur bonggol jagung hingga kering. Kedua, hancurkan bonggol jagung yang sudah kering menjadi ukuran kecil agar proses pembakaran lebih cepat.
Ketiga, bakar bonggol jagung menggunakan tong pembakaran hingga menjadi arang. Keempat, hancurkan arang hingga menjadi serbuk.
“Kemudian, kelima, pisahkan antara serbuk halus dan serbuk kasar dengan ayakan,” jelasnya.
Selanjutnya, langkah keenam, takar serbuk arang dan tepung kanji dengan perbandingan 9:1. Ketujuh, panaskan tepung kanji yang dicampur dengan air menggunakan api sedang hingga mengental.
Kedelapan, campurkan tepung kanji yang sudah mengental dengan serbuk arang. Kesembilan, cetak adonan arang sambil ditekan agar adonan menjadi padat. Kesepuluh, jemur arang briket hingga kering.
“Jadi berbahan baku daur ulang sehingga ramah lingkungan. Nilai jual lebih tinggi dibandingkan arang biasa, sehingga prospektif untuk dikembangkan,” terangnya.
Selain itu lebih mudah menyala karena kandungan air rendah. Menghasilkan panas yang tinggi dan pembakaran lebih efisien. Tahan lama dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama.
“Sedikit asap dan bau sehingga lebih ramah lingkungan dan nyaman digunakan. Abu yang dihasilkan setelah pembakaran lebih sedikit,” tambahnya.
Langkah inovatif itu menarik perhatian Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, ST., MM yang hadir di acara itu bersama Forkopimda Blora serta Forkopimcam Tunjungan, kemudian berbincang dan memberikan apresiasi kepada mahasiswa UGM. (Dinkominfo Blora).
Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian jagung betina. Tongkol terbungkus oleh kelobot. Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang termodifikasi. Malai adalah organ jantan pada jagung dapat memunculkan bulir pada kondisi tertentu. Hal ini disampaikan mahasiswa UNY Ade Kurniawan pada pelatihan pemanfaatan bonggol jagung pada warga Dusun Jetis, Bligo, Ngluwar, Magelang pada Sabtu, (23/12).
Mahasiswa prodi Pendidikan Seni Kriya Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY tersebut mengatakan bahwa bonggol jagung juga dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan, dengan cara dibuat menjadi karya seperti sandal, kotak tisu, kap lampu bahkan hiasan dinding. “Kami mendirikan CIP Janggel untuk mengolah sampah tanpa meninggalkan limbah” katanya. Cara memanfaatkan bonggol jagung ini pada awalnya bonggol dikeringkan selama 3 hari agar kering betul, lalu diamplas dengan mesin khusus agar bonggolnya layak menjadi bahan produksi. Kemudian bonggol dipotong sesuai ukuran dan dirakit menjadi karya. Setelah melalui proses penghalusan dan finishing maka karya berbasis bonggol jagung siap dipasarkan. Ade Kurniawan menegaskan bahwa proses produksi ini tidak menyisakan limbah karena serbuk dari pengamplasan bonggol jagung juga dapat dijual sebagai campuran pakan ternak. “Benar-benar tidak meninggalkan sisa, bahkan sampahnya pun masih dapat menghasilkan uang” ujar Ade.
Pelatihan pemanfaatan bonggol jagung ini dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MBKM UNY di Dusun Jetis yang beranggotakan Asri Nur Anissa, Cahyaning Mulat Ayu Eriyanti, Frisca Kirana Maharani Indira, Khafidz Akmal Assidqi, Fitra Assyifa Azra, Aulia Nur Alima, Irfan Nur Cholis, Taufiq, Asnan Ahmad Sabri dan Sasmita Anggun Pawestri. Ketua KKN MBKM UNY Khafidz Akmal Assidqi pelatihan ini diadakan karena di dusun ini banyak terdapat limbah bonggol jagung yang hanya dibakar atau dibuang begitu saja setelah jagungnya diambil. “Oleh karena itu kami mengundang dua narasumber untuk mengolah bonggol jagung limbah itu menjadi sesuatu yang bermanfaat” kata Khafidz.
Narasumber kedua, Taufiq menjelaskan tentang pengolahan limbah bonggol jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai briket yang merupakan bahan bakar sejenis arang yang berguna sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak. “Kelebihan briket ini diantaranya merupakan energi terbarukan, dapat mengurangi sampah, lebih murah dan ramah lingkungan” papar mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FIKK UNY tersebut. Cara membuat briketnya, pertama kali bonggol jagung dibakar hingga menyisakan abu. Lalu abu bonggol jagung tersebut diberi campuran tepung kanji yang telah dicairkan dengan perbandingan 2 bagian abu bonggol jagung dan 1 bagian tepung kanji. Kemudian adonan dicetak pada pralon dan briket siap digunakan.
Pada kesempatan ini warga setempat juga diberi kesempatan mempraktikkan pembuatan kerajinan bonggol jagung dipandu oleh Ade Kurniawan. Kepala Dukuh Jetis-Gagan Bligo Ngluwar Magelang, Uun merasa senang dengan adanya pelatihan ini karena membuka wawasan warga bahwa bonggol jagung hasil panen selama ini masih bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan dan briket.
%PDF-1.4 %Çì�¢ 5 0 obj <> stream xœ½\YsG’~ç¯èÇ6&ÈV×ÕÕe¿Œ|Ìú�G¦w4 Ñ"i‰ šÐ¿ß̬+«»@Ñöì†A »*ëúòίM߉¦ÇáïõýÙ‹W¶¹9œýzf�ì¤;Z×ÉF9ÝwªZ7û©ùÇŸšíYßÜ@;Ašðçú¾ùüˆŒÍØõº¹|sæ)‹F×�¦±Nwvh.ïÏ^·ß®.L×¥\{ܯ.dçFád»] ]/µÚõêBÃG¥‡öÝJ�sƶÍêBu}?HÑ~¹ÒÐGõ²½#R½U¢è.z om{ï©kgxË·+aq|ÇbäÄ1�T;å×™:{øîn%ÐuûˆÝ�0ÒÏŒTœ|îÏú†¦gÇqdï7ÇÃJàþŒŽSÝã¢Ü8(¾’&=ü/è²Ýá ÎI¡Úw]C3Z™VÊ•f~X9>±MŽœ¦)m'{1´÷ct8ƒÑôjl/‰¬3®²×ª½=nW87-G¾NÙ¯pŒ ÄJÀc¥àý_~{öÕåÙßá߯gÚÓé;cúnìųq_çÀÓ#›ãîë`ãÝê5H«…>RŠÏUø-ǹ6øÞ )Ûì$�Q´ƒæ¯¶Äc´l{ÿ±W& ¸Fô½qÀd¦7#}°ÁÐìÓ:l¾eë€\þ÷ ‰gl�¶ ΦaØ@):ã¬mÔ ûwöæOgv„*,{ØgàëÈB³–ÚvÔ™€E'œ›· "±ÍœJ8IjO²lóäYÊÅŒÈï@Òêþ¤M ¶ðZjœlÐ…•²°êËÍY+¨ÕEz'pîø"öÖ ¦ Ö‚ëÄþÊRÿ×íwžÕÆqh_®¤AÎÑí«ÕÊ!{ÈZ^~<àœ±)qƒÖÈêºý a„‚Ç û § Æ¿ù.5DŽm?O_gr»¯ˆ¥FÉIQß/kÓ›‘¡†¹ßß<æÕ(A,Ćÿ™æQYËï�ã$¬f#±n?§nUÕ˜ÁO1á˜órYe�OÄq`—ýëÁ¯:öù1õÎt^¥†_ùí7 ÝÂqáÓ—$‡”�G@ü%%Ñn\ܧÑrüaé§ôÉ˶ٻN�²Á%DåMÏý>ÏØù¹ÄÁ—5üýP¶ù®vÞ?äŽß~CÇd��¼ôÐiåFšŠ¤‚%†Ìô$ÈGß™ƒ–ð…ß9¨q&/Wcøí‹ôí)~€·ß|:1¤Ï$þæ?:Ûþeu‚D)FÞà‹(_U Wmøù Äš’Òp’Ÿ3Ð92Lôï5P3¼ôÍ<�†–cè�jÿA�]0zb—_¯„_IûWÔÚ®‡£ãŒõrEç9rDýTA6Ç[b�—Œ�hR:²×ŒWrïË—t@Òá@z`k@BÏ»]#ôò)Ð�63üä]¦íÈU“¯àS�$ tÌ c‡ž1XM²_8‘ñ®QÑ4ò¸ëÃJµûãfƒf¥Â¢‰¥Á$êNi@R–chUøŽÊŒ5+8]§…nÿÙM8~‡ÆAüôÏUü˜Èe¥V‚ìUs1#˜¹Y¯Hòõ®Ý6¯î÷+‹8¶^oÓ›ÆËGügAˆÒí›`ÊÉ�d½6«¤eÀlû°\©@Ñ5”…å]DóQ"1(Zßrac7 S,,�ÍØ8:X`æÐTnèXûÙZ¶¿Ç˜[ÿp«Ï&>m^‘1)û‘?= ìƒM~›r·Çdù6o�m×½°Õ·¹ióÓcšx›ÚnòCö~¿A“ºöÄlò`ì!_Nšâ7é›õ˜?Èðë®}Üßyý'Ý6?® *#¶�lCîQÊôJ˜öªºœ¼Ü›Ìy΂;ШŒ ÖJ4‰±»„u�Kò�œÑ!á亘È�*ã” Xˆ¢A„©$+¾å»—¦V £v€ß‘O‚v‚hR‹Ç)
Haluti, S. &. (2015). Pemanfaatan Potensi Limbah Tongkol Jagung Sebagai.Briket arang melalui Karbionisasi di wilayah Propinsi Gorontalo
Surmaini. (2017). Perubahan Iklim DalKonteksSistem Produksi dan Pengembangan Kopi di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.
Permana, A. D. (2014). Studi Pencacahan dan Pengomposan Ampas Tebu. Alfrojems & Anugrahini, 2. (2019). Pengentasan Kemiskinan Perdesaan.
Argandi, S. T. (2018). Faktor-faktor yang pola pangan Harapan (PPH) di kota Bandung
Sinurat, E. (2011). Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete dan Tongkol Jagung.
, L. (2008). Transformasi Mikropori ke Mesopori Cangkang Kelapa Sawit Terhadap.Nilai Kalor Bakar Briket arang cangkang kelapa sawit
Astawa, N. 2. (2019). 'Tetanus Generalisata dengan Jaringan Nekrotik Digiti III Pedis.
Kumalasari F., S. Y. (2011). Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air.
Wahyudi. (2012). Bertanam Tomat di dalam Pot dan Kebun Mini. Agromedia.
Salafudin, I. (2021). 33 UKM di Karanganyar Dapat Bantuan Peralatan dari program peningkatan hasil peternakan.
Alfrojems & Anugrahini, 2. (2019). Pengentasan Kemiskinan Perdesaan.
Argandi, S. T. (2018). Faktor-faktor yang.
Astawa, N. 2. (2019). 'Tetanus Generalisata dengan Jaringan Nekrotik Digiti III Pedis.
Hidayat, A. T. (2019). Perancangan Sistem Informasi Dinas Pendapatan pengelolaan keuangan Aset Daerah kabupaten Muratara.